Hari Pahlawan (Sejarah, Makna dan Arti) 10 November 1945
– 10
Bulan November 2014 Indonesia sudah berumur 69 tahun dari sejarah
pertempuran mempertahankan kemerdekaan di Surabaya tanggal 10 november
1945 adalah sejarah hari pahlawan yang tidak boleh hilang dari ingatan
kita selaku penerus-penerus perjuangan para pahlawan dalam
mempertahankan proklamasi kemerdekaan 17 Bulan agustus 1945 masa lalu.
Yang melatarbelakangi 10 Bulan november
diperingati selaku Hari Pahlawan ialah peristiwa pertempuran hebat yang
terjadi di Wilayah Surabaya antara arek-arek Suroboyo dengan serdadu
NICA yang diboncengi Belanda.
Mantan pimpinan tertinggi gerak-gerik
Pemuda Republik Indonesia (PRI) Sumarsono yang juga ikut ambil bagian
dalam peperangan saat itu mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar
menetapkan tanggal 10 november selaku Hari Pahlawan.
Momentum pertempuran di Surabaya
tersebut menjadi legitimasi peran militer dalam perjuangan merebut
kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam satu buah
perjuangan melawan agresi militer. Dan juga untuk memobilisasi
kepahlawanan dengan cara militeristik, makanya 10 november dijadikan
Hari Pahlawan.
Penyebab Pertempuran Tanggal 10 Bulan november 1945
Latar belakang terjadinya peperangan ini
disebabkan adanya insiden hotel yamato surabaya. Dimana saat itu
orang-orang belanda di bawah pimpinan Mr. Ploegman mengibarkan bendera
Merah Putih Biru yaitu bendera Belanda di atas hotel Yamato di Surabaya.
Perihal ini pastinya membikin kemarahan di hati masyarakat Surabaya
tatkala tersebut.
Sebab perihal ini dianggap sudah
menghina kedaulatan bangsa Indonesia dan juga kemerdekaan Indonesia yang
sudah diproklamirkan pada tanggal 17 agustus 1945.
Hotel Yamato dulu dikenal dengan istilah
Yamato Hoteru (bernama Oranje Hotel ataupun Hotel Oranye kepada zaman
kolonial, kini bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65
Surabaya.
Lalu meletuslah pertempuran antara
Indonesia melawan tentara Inggris pada 27 Bulan oktober 1945.
Serangan-serangan kecil tersebut ternyata dikemudian hari berubah
men-jadi serangan umum yang hampir membinasakan seluruh tentara Inggris,
sebelum akhirnya Jenderal D. C. Hawthorn meminta bantuan Presiden
Soekarno untuk meredakan situasi.
Kematian Jenderal Mallaby
Sesudah gencatan senjata antara pihak
Indonesia dan juga pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Bulan
oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begitu tetap
saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan juga
tentara Inggris di Surabaya.
Bentrokan-bentrokan bersenjata di
Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby,
(pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), kepada 30 Bulan oktober
1945 sekitar pukul 20. 30. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal
Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia saat hendak
melewati Jembatan Merah.
Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya
tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby
oleh tembakan pistol satu orang pemuda Indonesia yang hingga kini tidak
diketahui identitasnya, dan juga terbakarnya mobil tersebut terkena
ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.
Kematian jenderal Mallaby ini
menyebabkan pihak Inggris marah ke-pada pihak Indonesia dan juga
berakibat kepada keputusan pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden
Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 november 1945 untuk
meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan juga menghentikan
perlawanan kepada tentara AFNEI dan juga administrasi NICA.
Pada tanggal 10 Bulan november 1945
subuh, pasukan Inggris melaksanakan aksi yang disebut Ricklef selaku
“pembersihan berdarah” di suluruh sudut kota. Serangan mengerikan
tersebut dibalas dengan pertahanan rakyat yang galang oleh ribuan warga
kota.
Pihak Inggris dalam waktu tiga hari
sudah berhasil merebut kota. Tetapi, pertempuran baru benar-benar reda
sesudah tiga minggu. Perihal ini menandakan betapa gigihnya perlawanan
arek Surabaya. Dari pertempuran tersebut, 6000 rakyat Indonesia gugur
dan juga ribuan lainnya meninggalkan kota.
Arti Hari Pahlawan
Satu buah ungkapan populer menyatakan
bahwa, memang, bangsa yang begitu besar adalah bangsa yang menghormati
pahlawannya. Dan juga Bangsa tanpa pahlawan sama artinya Bangsa yang
tidak memiliki satu buah kebanggaan. Kalau satu buah bangsa tidak
memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, hingga bangsa tersebut adalah
bangsa yang tidak memiliki harga diri.
Mengapa tanggal 10 Bulan november
dipilih selaku Hari Pahlawan, disebabkan saat itu para pejuang
kemerdekaan bangsa kita bertempur dengan gagah berani bermodalkan bambu
runcing untuk melawan tentara Inggris di Surabaya. Padahal saat itu kita
cuma mempunyai sejumlah pucuk senjata api, selebihnya para pejuang
menggunakan bambu runcing.
Namun para pejuang kita tidak pernah
gentar untuk melawan penjajah. Kita masih ingat tokoh yang populer
kepada saat perjuangan tersebut yaitu Bung Tomo yang mampu menyalakan
semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya.